sepertinya..."batas" antara kerinci dan jambi (jambi, bungotebo,kualatungkal,batang hari_saarolangun) tidak akan pernah mencair,, hal itu dimulai dari kesenjangan adat, budaya, dan sejarah...!!! misalnya saja: dalam ikrar pemuda jambi yang menandai dibentuknya provinsi jambi.. nama kerinci tidak dimaktubkan,, karena kita hanya pelengkap,,bukan perintis!!! teks tersebut setiap tahun dibacakan pada saat upacara HUT provinsi jambi,,, bagi orang jambi, teks tersebut bermakna: "kerinci bukan bagian dari mereka, kerinci adalah suku yang berbeda, kerinci juga pahlawan kesiangan di tanah jambi, keadilan bagi mereka adalah bagi mereka sendiri,," sikap sinis mereka tersebut membuat orang kerinci terkucilkan, baik secara riil, maupun psikologis,, sehingga kesmpatan yang sama bagi warga Provinsi Jambi,, akan berbeda maknanya bagi orang kerinci.. padahal dari segi kualitas SDM atau apapun juga,, orang kerinci punya potensi yang relatif lebih baik,,
pulang ke orangtua yang lama (sumbar) sepertinya juga tidak mungkin,, karena kita sudah "makar" (durhaka) pada mereka, bukan untung, kita malah akan dapat murka..
berpikir untuk memekarkan kerinci_sungaipenuh_solsel_mukomuko_merangin_pessel,, lebih masuk akal daripada memikirkan bersatunya kerinci dan jambi... tapi kita masih "kekeuh" ingin menyatu dengan mereka..
untuk menggerakkan semua potensi secara maksimal,, kita mulai dari kesamaan visi, keikhlasan, kekuatan tekad, dari seluruh "pembesar" (pemerintah, akademisi, ulama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, mahasiswa, konglomerat) kerinci..
karena hingga saat ini,,menurut saya visi dari "pembesar2 kernci masih terbagi menjadi 3: Pro Jambi, Pro Sumbar, dan Pro Kemandirian. selama perbedaan visi itu masih ada,, maka kita tidak akan pernah memulai apapun...
semoga di masa yang akan datang nama Provinsi Puncak Andalas Dapat kita temui di Google Maps..
di kutipp dari: M. Habiibi