Selasa, 31 Mei 2016

KISI-KISI UAS MATAKULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
LOKAL 2E DAN 2F

1.      Pahami  Konsep Dari Identitas Nasional Dan Pemahaman Identitas Nasional Bagi Suatu Bangsa Atau Negara.
2.      Pahami konsep Hak Asasi Manusia (HAM), baik dalam undang-undang no. 39 tahun 1999. Perkembangan Pemikiran HAM  Pada Masa Orde Lama, Orde Baru Dan Masa Reformasi Serta Pandangan Islam Tentang HAM.
3.      Pahami Konsep Demokrasi Di Indonesia Dan Di Dunia.
4.      Pahami Konsep Wawasan Nusantara dan Implementasinya dalam Berbgai Bidang.
5.      Pahami Konsep Geotrategi/Ketahanan Nasional.

KISI-KISI UAS MATAKULIAH MANAJEMEN KELAS
LOKAL 2E DAN 2F

1.      Pahami Konsep Disiplin Kelas.
2.   Pahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas Dari Segi Faktor Kurikulum, Faktor Guru, Faktor Gedung Dan Sarana Kelas, Faktor Murid dan Faktor Lingkungan.
3.     Pahami Hubungan Guru Dengan Peserta Didik Kemudian Pahami Juga Hubungan Tersebut Memiliki Sifat-Sifat Seperti Memahami, Keterbukaan, Komunikasi, Kebebasan, Dan Dukungan
4.      Pahami Minat-Minat Belajar Peserta Didik, Mulai Dari Minat Personal, Minat Situsional, Dan Minat Psikologikal.



SELAMAT UJIAN…..
                        TUGAS DAN MAKALAH YANG BELUM MASUK
                          LOKAL 2F

                       MANAJEMEN KELAS
Makalah Kelompok
Perangkat Pembelajaran
DELASIA
NURULLITA ASYUROH
SEMUA BELUM DIKUMPULKAN KECUALI LELI FEBRIATI
DIAN AFRIANI RIZHA B
PUTRI ATIKA
DIAN LESTARI
RASYIDIN WAMIN
DIDO MAHENDARA
RISKA RAMADANI
DINDA ADELIA PARDEDE
SITI HAMIDAH
LILI HERAWATI
SRI HASANATUN TOIBA
M. ABROR ROHIMI
SUCI DARMI
NORI ANDIKA HANDAYANI


                        PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Makalah Kelompok
Makalah Analisis Kasus
CICI NADIA
AHLIL FIKRI
M. ABROR ROHIMI
DIAN AFRIANI RIZHA B
ALGA SYAKILLA WIRNA
MEGA MUSTIKA
DERI PUTRI MULIA
CICI NADIA
M. NANANG SAPUTRA
DIAN LESTARI
DELASIA
NORI ANDIKA HANDAYANI
FEBBY LESTARI
DERI PUTRI MULIA
OKSI YUNITA SAPUTRI
ZULKARNAIN POHAN
DESSY SURYANI
PRAWIRA MAHARDIKA
YOLA JUNIA FRANSISKA
DIAN AFRIANI RIZHA B
RASYIDIN WAMIN
SYETIAWAN RAMADHANI
DIAN LESTARI
RISKA RAMADANI
SRI HASANATUN TOIBA
DIDO MAHENDARA
SURYANI
RISKA RAMADANI
DINDA ADELIA PARDEDE
SYETIAWAN RAMADHANI
SITI HAMIDAH
ENDABG PURWANTI
YOLA JUNIA FRANSISKA
RASYIDIN WAMIN
HAIRIYAH RAMADANI
ZULKARNAIN POHAN

JENNY AWINDRA


LILI HERAWATI


**bagi yang sudah mengumpulkan tugas tapi namanya tertera di atas tolong di komen di bawah ini….
TUGAS DAN MAKALAH YANG BELUM MASUK
LOKAL 2E

MANAJEMEN KELAS
Makalah Kelompok
Perangkat Pembelajaran
Iyana
Zulfahri
Maisyarah

Mariana

Mutia ramadani

Fauzan

Sri indah sakinah




                              PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Makalah Kelompok
Makalah Analisis Kasus
ENDAH PURNAMA SARI
AFIFAH LILYA RYANA
MUHAMMAD FAUZAN
IYANA
ANNISA ULFA
MUHAMMAD RIVALDI
MAISYARAH
AQMARINA FITHRIYAH
PUTRI ANGRAENI
Mariana
DAVIT ALFAJRA
RAHMAT TENDI
Winda sari harahab
DEVIANA AMALIA PUTRI
RONI SATRIA
ENDAH PURNAMA SARI
DIYA ISPRAJU SARI
SRI INDAH SAKINAH
INDAH RETNO
IYANA
SRI NEZA WULANDARI

ENDAH PURNAMA SARI
TESSY FEBRIANI

ESI ERMI ALFRITA
WELLYA FITRAH

EZI DDHIA LATIFAH
WINDA SARI HARAHAB

MAISYARAH
YERRI INALIA YONARSIH

ZULFARI



**bagi yang sudah mengumpulkan tugas tapi namanya tertera di atas tolong di komen di bawah ini….

Selasa, 22 April 2014

Adam Bridge, Fenomena Alam Atau Buatan Manusia? (Part 1)


Adam Bridge, atau yang kerap dijuluki Rama Bridge merupakan salah satu “Mysterious Places in the World’s” adalah rantai batu kapur buatan (bukan krn peristiwa alam) antara pulau Mannar, didekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Hindu percaya jembatan ini dibangun oleh Rama inkarnasi Dewa Wishnu untuk menyelamatkan Sita yang diculik ke Lanka oleh Ravana, seperti yang ditulis di Ramayana. Banyak inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu. Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil (30 Km) yang menghubungkan antara Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India) ini diperkirakan telah berumur 1.000.000 tahun lebih. Jembatan yang dinamakan "Vanara Sena" atau pihak NASA menyebutnya sebagai Jembatan Adam menuai berbagai macam perkiraan berkaitan dengan umur dan sejarah jembatan tersebut. Umat Hindu meyakini Jembatan Adam berkaitan erat dengan Epik Ramayana di mana disebutkan jembatan tersebut dibangun oleh Rama dan sekutunya, para manusia kera, yang dibantu para Dewa untuk membantu Rama menjangkau Srilanka guna menyelamatkan istrinya, Shinta, dari raja raksasa, Rahwana.
pihak NASA mengeluarkan komentar yang sebaliknya. Bahwa tidak ada bukti yang kuat bahwa Jembatan Adam dibuat oleh manusia melainkan hanya merupakan gugusan pulau alami yang membentuk rantai. Bahkan Nasa sendiri menyatakan bahwa dengan menggunakan Remote Sensing dan pencitraan dari angkasa tidak menyediakan informasi tentang orisinalitas dan usia jembatan tersebut. Ditambahkan pula tidak ada bukti keberadaan manusia di sekitar (subcontinent) India lebih dari 350.000 tahun yang lalu. Citra dari Rama Brige sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut). Status dari jembatan tsb masih merupakan misteri hingga saat ini, menurut tafsiran para ahli, diperkirakan mungkin Rama Bridge sangat erat kaitannya dengan Epos terkenal India, Ramayana. Sedandgkan Srilankan Archeology Department telah mengeluarkan suatu statment yang menyebutkan usia Rama Bridge mungkin berkisar diantara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun.
Menurut anda apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia? 
Dilihat dari citra satelit

Rabu, 16 April 2014

Pesona Danau Kaca Kerinci



Kerinci, wilayah kabupaten paling barat di Provinsi Jambi ini dianugerahi dengan keindahan alam yang tiada duanya. Tidak salah jika Kabupaten Kerinci diberi gelar Bumi Segepal Tanah Surga yang Tercampak ke Bumi. Danau Kaco adalah danau unik yang terletak dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau ini tidak luas hanya memiliki luas sekitar 30 x 30 meter, dan yang menjadikannya sangat unik adalah warnanya yang biru sangat kontras dengan warna disekitar danau, selain itu danau ini memiliki kedalaman yang tidak dketahui. Meskipun kedalaman airnya masih misteri, danau ini sangat bening, dan pengunjung bisa melihat ribuan ikan semah yang ada disini. Danau Kaco juga mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada saat bulan purnama. Jika anda kebetulan berkemah disini saat bulan purnama, anda tidak perlu lagi memakai penerangan di malam hari. Pantulan cahaya ini bahakan terlihat dari kejauhan. Danau ini dapat ditempuh dari Kota Sungai Penuh ke desa terdekat, yaitu Desa Lempur dalam waktu 45 menit dengan kendaraan roda empat. Selanjutnya berjalan kaki menyusuri hutan selama 2,5 - 3 jam perjalanan yang dijamin tidak akan membosankan. Namun menuju tempat ini anda harus menggunakan sepatu trekking karena dimusim hujan sangat berlumpur.

Kerajaan Sigindo Alam Kerinci

Kerajaan Sigindo Alam Kerinci: Satu-satunya Wilayah di Sumatera yang Tidak Dikuasai Sriwijaya (Part 2)
Peperangan dengan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya yang berambisi untuk mengukuhkan pengaruh dan kekuasaannya atas bumi Nusantara terus melakukan ekspansi ke daerah-daerah disekitarnya dengan mengirim pasukan dan armada perang yang tangguh. Salah satu daerah terdekat yang menjadi sasaran adalah kerajaan Melayu.
Masih dalam abad ke 7 Masehi, ekspansi kerajaan Sriwijaya juga dilakukan ke daerah selatan dengan menaklukkan kerajaan Tulang Bawang di daerah Lampung. Setelah itu, kerajaan Sriwijaya mengukuhkan pula kekuasaannya atas pulau Bangka (Prasasti Kota Kapur tahun 686 M). Ekspansi tidak terhenti di sini, karena diteruskan ke pulau Jawa. Berbarengan dengan ekspansi ke pulau Jawa, kerajaan Sriwijaya juga melakukan persiapan yang matang untuk menaklukkan kerajaan Melayu. Persiapan dilakukan mengingat posisi kerajaan Melayu yang merupakan satu kerajaan terkuat di Sumatera.
Setelah segala sesuatu dipersiapkan dengan baik, maka penyerangan lalu dilaksanakan baik melalui darat maupun laut terhadap daerah-daerah pusat kekuatan kerajaan Melayu. Gempuran yang dilakukan berkali-kali dari berbagai penjuru wilayah menyebabkan kerajaan Melayu menjadi amat kewalahan. Upaya yang melelahkan dan memakan banyak korban jiwa maupun materi itu, akhirnya membuahkan hasil dengan takluknya kerajaan Melayu.
Diperkirakan pada sekitar pertengahan abad ke 7 Masehi, kerajaan Sriwijaya dapat menguasai hampir sebagian besar wilayah kerajaan Melayu. Kekalahan kerajaan Melayu telah menempatkan kerajaan Sriwijaya tumbuh dan berkembang dengan cepat. Sama halnya dengan kerajaan Melayu, pengaruh kerajaan Sriwijaya juga sampai ke daratan Asia Tenggara, seperti Malaysia (Tanjung Kra), Birma, Kamboja, Annam dan kepulauan Filipina. Dimana daerah-daerah itu sebelumnya berada dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan Melayu.
Ekspansi tidak terhenti di sini saja, karena diteruskan ke daerah-daerah pedalaman pulau Sumatera. Salah satu daerah yang menjadi sasaran adalah negara Sigindo Alam Kerinci. Kerajaan Sriwijaya kelihatan sangat berkepentingan terhadap negeri-negeri Sigindo, karena wilayah Alam Kerinci di bawah pemerintahan para Sigindo selama ini diketahui sebagai daerah pemasok berbagai komoditi dagang (kulit manis, cengkeh, emas, dll) untuk pasar manca negara.
Kerinci Rendah di taklukkan Sriwijaya
Selama terjadi komplit antara kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan Melayu, pasokan komoditi perdagangan dari daerah Alam Kerinci terasa sangat menurun. Demikian juga setelah kerajaan Sriwijaya menaklukkan kerajaan Melayu arus barang-barang melalui daerah Jambi dan Alam Kerinci volumenya terus berkurang. Menurunnya pasokan komoditi dagang yang berasal dari daerah Alam Kerinci ke jalur perdagangan pantai timur Jambi dikarenakan negeri-negeri Sigindo telah mulai mengalihkan jalur perdagangan ekspornya ke pelabuhan-pelabuhan pantai Barat Sumatera yang kebetulan lagi berkembang. Perubahan jalur perniagaan ini dilakukan para pedagang negeri Sigindo atas pertimbangan keamanan yang sulit untuk diatasi. Selain itu, kebetulan pula pelabuhan samudra di pantai Barat mulai banyak digunakan armada dagang manca negara dari daratan India dan Asia Tenggara. Perubahan situasi ini memberikan prospek yang cukup baik bagi negeri-negeri disekitar pantai Barat dalam perniagaan, mengingat perairan Selat Malaka semakin tidak kondusif untuk dilayani.
Akan tetapi kerajaan Sriwijaya beranggapan bahwa negeri-negeri Sigindo Alam Kerinci sengaja melakukan pembangkangan. Sebenarnya apa yang dikemukakan kerajaan Sriwijaya hanya merupakan alasan semata. Pada hal sebenarnya kerajaan Sriwijaya berambisi menaklukkan seluruh pemerintahan atau kerajaan-kerajaan yang terdapat disekitarnya. Kecongkakan yang tidak bisa dibendung lagi, lalu mereka wujudkan dengan menyerang negeri-negeri Segindo pada wilayah Kerinci Rendah. Daerah ini merupakan wilayah yang dulunya berbatasan langsung dengan kerajaan Melayu.
Untuk menyerang Kerinci Rendah, kerajaan Sriwijaya mengerahkan kekuatan darat dan armada lautnya. Pasukan darat didatangkan melalui Jambi dan Rawas, sedangkan armada laut didatangkan dengan melewati jalur sungai Batanghari, terus menelusuri sungai Batang Tembesi dan kemudian masuk ke daerah Kerinci Rendah melalui sungai Batang Merangin.
Mengingat perahu-perahu pengangkut pasokan sulit untuk berlayar jauh lebih ke hulu lagi menelusuri Batang Merangin dan Matang Masumai yang dangkal dan berbatu, maka pasukan didaratkan di ujung Muara Mesumai (Bangko). Tempat ini lalu dijadikan sebagai basis penyerangan ke daerah-daerah Kerinci Rendah. Dari Muara Mesumai serangan pertama dilakukan terhadap tanah Sigindo Sungai Lintang yaitu daerah di sekitar anak Sungai Batang Lintang yang bermuara ke Batang Merangin. Wilayah yang berada di sekitar daerah Sigindo Sungai Lintang dengan mudah dapat dikuasai. Dari sini pasukan melanjutkan penyerangan ke daerah tanah Sigindo Timben, Pengantungan, Malgan, Semukun, Lubuk Buluh dan tanah Sigindo Damahu. Penyerangan tahap kedua mendapat perlawanan yang keras dari rakyat Kerinci Rendah. Namun karena pasukan Sriwijaya dengan kekuatan yang besar dan peralatan perang yang lengkap. Perlawanan rakyat Kerinci Rendah dapat dipatahkan. Sehingga mereka pun dapat ditaklukkan.
Setelah menaklukkan wilayah Kerinci Rendah, pemerintahan Sriwijaya membuat sebuah prasasti yang berupa peringatan kepada daerah pendudukan Sriwijaya untuk selalu tunduk kepada Kerajaan Sriwijaya. Bagi penduduk yang berniat untuk melawan pemerintahan kerajaan Sriwijaya atau penduduk yang melakukan kejahatan akan dikutuk oleh dewa penguasa alam. Prasasti ini dikenal dengan nama Prasasti Karang Birahi.
Prasasti Karang Birahi ditemukan di pinggir Sungai Batang Merangin di Dusun Karang Birahi di wilayah Kerinci Rendah, tepatnya di Kecamatan Pemenang Kabupaten Merangin sekarang. Tempat prasasti ini berada di lebih kurang 25 km dari Bangko, ibukota Kabupaten Merangin sekarang.
Kerinci Tinggi tetap merdeka
Wilayah Kerinci Tinggi dikomandoi oleh Sigindo Sigarinting. Pemerintahan Sigindo Sigarinting berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama mulai dari abad ke 6 Masehi sampai dengan terbentuknya Pemerintahaan Depati Empat Alam Kerinci. Pemerintahan Sigindo Sigarinting seperti juga dengan sigindo-sigindo lainnya terlahir dari pertalian darah dan perkembangan dari satu kaum yang akhirnya membentuk suatu daerah kekuasaan atas kaum tertentu dan untuk wilayah kekuasaan tertentu. Wilayah kekuasaan Sigindo Sigarinting terletak di wilayah Kerinci Tinggi yang berpusat di Jerangkang Tinggi (sekitar daerah Desa Muak sekarang, di pinggir Danau Kerinci).
Sungguhpun telah berhasil menaklukkan negeri Sigindo di daerah Kerinci Rendah dengan susah payah kemudian menguasainya dalam waktu yang cukup lama (lebih dari 3 abad lamanya). Kemudian timbul keinginan untuk menaklukkan seluruh negeri Sigindo Alam Kerinci tidaklah surut. Selama ini wilayah Kerinci Tinggi belum pernah mereka taklukkan, karena untuk menyerang daerah tersebut tidak sulit dan harus membelah hutan belantara yang sangat ganas.
Pasukan Sriwijaya ingin masuk ke daerah Kerinci Tinggi yang kaya dengan produk perdagangan yang sangat diminati oleh negara luar. Disamping itu, daerah ini juga merupakan basis kekuasaan pemerintahan negeri-negeri Sigindo. Akan tetapi menyerang Kerinci Tinggi bukanlah hal yang mudah. Pasukan Sriwijaya menyadari bahwa mereka akan dihadapkan dengan tentangan yang lebih berat. Perlawanan dari pasukan dan rakyat negeri-negeri Sigindo di Kerinci Tinggi tentu akan lebih sengit. Negeri-negeri Sigindo di Kerinci Tinggi telah siaga menyongsong kedatangan mereka. Selain itu, pasukan Sriwijaya menyadari pula bahwa mereka akan berhadapan dengan kondisi alam yang sangat ganas.
Setelah segala sesuatu dipersiapkan mulai dari perbekalan, taktik dan strategi perang, maka pasukan negeri-negeri Sigindo lalu diberangkatkan untuk menghadang musuh. Pada suatu tempat di Bukit Malegan dekat dusun Pulau Sangkar sekarang, kedua pasukan bertemu dan terjadilah pertempuran sengit. Pasukan Sriwijaya karena tidak menguasai medan perang dan telah lelah melawan keganasan alam dengan mudah dapat diporak-porandakan. Semangat membara dari pasukan negeri Sigindo beserta rakyat disekitarnya dalam menghadapi pasukan Sriwijaya menyebabkan pasukan Sriwijaya dapat di tumpas. Tak seorangpun dibiarkan meloloskan diri, semuanya mati dalam pertempuran. Sebagai peringatan atas kejadian tersebut, maka tempat dimana berlangsungnya pertempuran sengit itu, lalu diberi nama dengan Telaga Darah. Walaupun peristiwa peperangan terjadi ratusan tahun yang silam, namun sampai kini lokasi Telaga Darah di Bukit Melegan selalu dikenang rakyat Kerinci sebagai tempat kemenangan pasukan Sigindo atas pasukan Kerajaan Sriwijaya.
Berita kekalahan pasukan Sriwijaya oleh Kerinci Tinggi, kemudian diterima induk pasukan yang bermarkas di Kerinci Rendah. Sudah barang tentu hal ini amat menyakitkan, karena tidak seorangpun di antara mereka yang dapat kembali. Kekalahan di Telaga Darah merupakan tamparan yang amat berat bagi kelanjutan ekspedisi pasukan Sriwijaya. Akhirnya, mereka lau mengurungkan niatnya untuk menyerang kembali Kerinci Tinggi. Keputusan diambil atas pertimbangan medan yang sangat berat di wilayah Kerinci Tinggi dan kekuatan pasukan Sigindo Sigarinting dan sigindo-sigindo lain yang telah bersatu berjuang mempertahankan wilayah Kerinci Tinggi tidak bisa diremehkan.

Sungguhpun keinginan menyerang daerah Kerinci Tinggi tidak dilanjutkan, akan tetapi pendudukan atas wilayah Kerinci Rendah tetap dipertahankan. Kerajaan Sriwijaya sangat berkepentingan terhadap Kerinci Rendah, karena daerah ini sangat potensial dalam pertambangan emas. Dalam mengukuhkan kerajaan Sriwijaya, daerah Kerinci Tinggi tidak pernah dapat ditundukkan, sehingga daerah Kerinci Tinggi adalah satu-satunya wilayah di Sumatera yang tidak pernah takluk oleh kerajaan Sriwijaya (sampai abad ke 9 Masehi, Kerajaan Sriwijaya berakhir). Semenjak itu Kerinci Tinggi secara turun temurun diperintah oleh siapa saja yang diangkat oleh masyarakat adat untuk silih berganti menyandang gelar Sigindo Sigarinting sampai pada abad ke 13 Masehi.
Dikutip: http://oediku.wordpress.com