NILAI INTRINSIK DAN MARTABAT MANUSIA
Nilai intrinsic manusia berarti bahwa masing-masing hidup manusia
memiliki hidup yang tak terhingga, lepas dari penampilannya secara eksternal,
sehingga hidup manusia harus dihargai dan dipandang sebagai yang terpenting
daripada yang lainnya. Nilai
ekstrinsik dan intrinsic manusia tidak dapat dipertukarkan. Apa
yang benar menurut inrinsik belum tentu benar menurut ekstrinsik dan
sebaliknya. Martabat
manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia
yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi
sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain.
Menurut Aristoteles kebajikan adalah
keadaan suatu hal yang merupakan keunggulannya yang khas dan memungkinkan hal
itu melaksanakan fungsinya secara baik. kebajikan berkaitan dengan kebahagiaan sebagaimana
halnya sarana dengan tujuan. Kebahagiaan adalah perwujudan dan pelaksanaan yang
sempurna dari kebajikan dan merupakan tujuan terakhir dari kelakuan manusia
yang mencakup semua hal baik lainnya.
Hedonisme
Aristotelian
Hedonisme merupakan salah satu teori etika
yang paling tua, paling sederhana, paling kebenda-bendaan, dan dari abad ke
abad slalu kita temukan. Hedonisme pertama-tama
dirumuskan oleh Aristippus yang salah menafsirkan ajaran gurunya, Socrates yang
berkata bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan. Aristippus menyamakan kebahagian
dengan kesenangan. Bagi
orang-orang hedonis, mereka hidup untuk mencari kenikmatan, bukan untuk
menikmati hidup.
Aksiologis
Aksiologi berasal dari perkataan axios (yunani) yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Nilai, digunakan
sebagai kata benda abstrak dapat dipahami Dalam pengertian yang lebih sempit seperti, baik, menarik dan bagus.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakupi sebagai tambahan segala
bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian. Nilai sebagai kata benda konkret dapat dicontohkan ketika kita berkata
sebuah nilai atau nilai-nilai, ia seringkali dipakai untuk merujuk kepada
sesuatu yang bernilai, seperti nilainya, nilai dia, dan system nilai dia. Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, member nilai, dan dinilai. Menilai
umumnya sinonim dengan evaluasi ketika hal tersebut secara aktif digunakan
untuk menilai perbuatan.
Teori Etika
a) Egoisme
Pertama egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis).
Kedua egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri
sendiri (self-interest). Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri
mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan
mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
b) Utilitarianisme
Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika membawa
manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of
the greatest number).
c) Deontologi
Paham deontologi justru mengatakan bahwa
etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,
konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan
tidak boleh menjdi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu
tindakan.
d) Teori Hak
Teori hak merupakan suatu aspek dari deontologi (teori kewajiban)
karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban.
e) Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu
tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter
yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan
sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.
f) Teori Etika Teonom
Teori etika teonom dilandasi oleh
filsafat kristen, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan
secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar